Selasa, 07 Februari 2017

Uji Gula dan Protein dalam Urine

Uji Gula dan Protein dalam Urine

 Kelompok 1:
    • Abel Putra Hernadi           (VIIIE/01)
    • Fibriana Ratna D.A.          (VIIIE/09)
    • Franciscus Pancarjati C.W (VIIIE/10)
    • Laurencia Deninta C.         (VIIIE/12)
Tujuan.
1.    Untuk mengetauhi kandungan glukosa dalam urine
2.    Untuk mengetauhi kandungan protein dalam urine

Landasan Teori :

Urine atau air seni atau air kencing merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urine diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urine normal biasanya berwarna kuning, berbau khas jika didiamkan berbau ammoniak, pH berkisar 4,8 – 7,5 dan biasanya 6 atau 7. Berat jenis urine 1,002 – 1,035. Volume normal perhari 900 – 1400 ml.


GLUKOSA

Glukosa (GLC) adalah monosakarida (atau gula sederhana) dengan rumus kimia C6H12O6. Ini adalah gula utama yang bebas beredar dalam darah hewan tingkat tinggi, dan bahan bakar yang disukai oleh otak dan sistem saraf, serta sel-sel darah merah (eritrosit).
Sebagai substrat yang universal (molekul yang di atasnya enzim bertindak) untuk produksi energi sel, glukosa sangat berperan sentral dalam metabolisme semua bentuk kehidupan. Ini adalah salah satu produk utama fotosintesis, proses dimana fotoautotrof seperti tanaman dan alga mengkonversi energi dari cahaya matahari menjadi energi potensial kimia yang digunakan oleh sel.
Glukosa juga merupakan titik awal utama untuk respirasi sel, di mana ikatan kimia dari molekul yang kaya energi seperti glukosa diubah menjadi energi yang dapat digunakan untuk proses kehidupan.
Glukosa sangat penting bagi tubuh manusia dan untuk otak, penting untuk mempertahankan kadar glukosa darah agak konstan. Bagi mereka dengan diabetes mellitus, penyakit dimana kadar glukosa dalam darah terlalu tinggi, tanggung jawab pribadi (yaitu manajemen diri) adalah kunci untuk pengobatan. Untuk diabetes biasanya ada program pengobatan yang kompleks yang melibatkan diet khusus, olahraga, obat-obatan, manajemen stres, dan elemen lainnya (UW Medicine 2006).
Semua karbohidrat adalah makanan utama yang mengandung glukosa, baik sebagai hanya satu blok bangunan mereka, atau dalam kombinasi dengan monosakarida lain, seperti dalam sukrosa (“gula meja”) dan laktosa, gula utama yang ditemukan dalam susu. Bentuk alami glukosa (D-glukosa) juga disebut sebagai dekstrosa, terutama pada industri makanan.
Energi dari glukosa diperoleh dari reaksi oksidasi
C6H12O6 + 6O2 –> 6CO2 + 6H2O
di mana satu mol glukosa (sekitar 180 gram) bereaksi dengan enam mol O2 dengan menghasilkan energi ΔG = 2870 kJ. Keenam mol oksigen pada STP akan menempati 6 x 22.4L = 134 liter. Menghasilkan energi dari glukosa sering dinyatakan sebagai hasil per liter oksigen, yang akan menjadi 5,1 kkal per liter atau 21,4 kJ per liter. Energi yang dihasilkan ini dapat diukur dengan benar-benar membakar glukosa dan mengukur energi yang dibebaskan dalam kalorimeter.

PROTEIN

Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O dan N . Protein sangat penting sebagai sumber asam amino yang digunakan untuk memnbangun struktur tubuh. Selain itu protein juga bisa digunakan sebagai sumber energi bila terjadi defisiensi energi dari karbohidrat dan/atau lemak. Sifat-sifat protein beraneka ragam, dituangkan dalam berbagai sifatnya saat bereaksi dengan air, beberapa reagen dengan pemanasan serta beberapa perlakuan lainnya.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi. Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulus yang diserap oleh tubulus ginjal dan diekskresikan ke dalam urin. Normal ekskresi protein biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl urin. Lebih dari 10 mg/dl didefinisikan sebagai proteinuria. Adanya protein dalam urine disebut proteinuria.
Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan proteinuria adalah : penyakit ginjal (glomerulonefritis, nefropati karena diabetes, pielonefritis, nefrosis lipoid), demam, hipertensi, multiple myeloma, keracunan kehamilan (pre-eklampsia, eklampsia), infeksi saluran kemih (urinary tract infection). Proteinuria juga dapat dijumpai pada orang sehat setelah kerja jasmani, urine yang pekat atau stress karena emosi.


Alat dan Bahan


Alat :
1. Tabung reaksi (satu tabung per sampel uji) 7. Penjepit tabung reaksi

2. Rak tabung reaksi                                     8. Termometer

3. Pipet tetes                                                9. Gelas kimia

4. Kertas label                                              10. Air panas

5. Kaki Tiga                                                  11. Pembakar spiritus

6. Urin

Bahan

  • Urine
  • Larutan benedict
  • Larutan biuret
  • Air

Langkah Kerja :

a. Uji Urin yang Mengandung Gula

Reagen Benedict digunakan untuk menguji bahan makanan yang mengandung. Reagen

ini berwarna biru jernih. Setelah sampel yang diuji ditetesi reagen Benedict, maka akan


terjadi perubahan warna. Apabila sampel berubah warna menjadi biru kehijauan atau


kuning atau merah bata berarti bahan makanan tersebut mengandung gula. Perubahan


warnanya bergantung pada kadar gula dalam sampel.


Apa yang kamu lakukan?


1. Masukkan 40 tetes (2 mL) sampel urin ke dalam tabung reaksi, beri label setiap sampel


2. Tambahkan 10 tetes larutan Benedict pada masing-masing tabung reaksi.


3. Panaskan tabung reaksi dalam beker gelas yang berisi air bersuhu 40-50°C selama lima


menit.


4. Berhati-hatilah ketika menggunakan api. Pada waktu mematikan pembakar spiritus



jangan ditiup, tapi dilakukan dengan menutupkan spirtus dengan penutupnya.

5. Hati-hati pada waktu memanaskan tabung reaksi dalam beker gelas berisi air panas.


6. Perhatikan perubahan warna yang terjadi!



b. Uji Urin yang Mengandung Protein


Reagen biuret digunakan untuk mengetahui adanya kandungan protein pada


bahan makanan. Reagen biuret adalah larutan berwarna biru yang ketika bereaksi

dengan protein akan berubah warna menjadi merah muda sampai ungu.

c. Apa yang kamu lakukan?

1. Masukkan 40 tetes (2 mL) sampel urin ke dalam tabung reaksi, beri label

setiap sampel.


2. Tambahkan 3 tetes reagen biuret untuk masing-masing tabung. Kocok


perlahan-lahan untuk mencampur.



3. Perhatikan perubahan warna yang terjadi!




Data Pengamatan :


Sample   urin
Uji Glukosa
Uji Protein
Ada / tidak endapan
Warna sebelum, sesudah
(Gula)


Warna sebelum,
Sesudah


(Protein)
Abel          
       V
           V
tidak
Kuning keputihan, Tidak berubah
Kuning keputihan, Tidak berubah
Fibriana
               V
  V
ada
Kuning muda,
Kuning lebih tua
Kuning muda, Tidak berubah

Franciscus
              V
   V
 tidak
Kuning keputihan, Tidak berubah
Kuning keputihan, Tidak berubah
Laurencia
        V
              V
ada
Kuning muda, Coklat kemerahan
Kuning muda, Tidak berubah

Pertanyaan :


1. Apa yang kamu ketahui tetntang kandungan yang ada pada urin manusia?

    KANDUNGAN DALAM URINE
1.      Air sebanyak 95 %
2.      Urea, asam ureat dan ammonia
3.      Zat warna empedu (Bilirubin dan Biliverdin)
4.      Garam mineral, terutama NaCl (Natrium Chlorida)

5.      Zat-zat bersifat racun seperti sisa obat dan hormon.

2. Tulislah kelainan yang dapat diketahui dari pemeriksaan urin!

  1. Albumminuria
  2. nefrolitasis
  3. nefritis
  4. gagal ginjal
  5. diabetes insipidus
  6. diabetes melitus



Lampiran:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar